Menata diri dalam kesunyian, dibawah langit yang biru
kugelar hati kepada embun, dengan lembaran-lembaran kata
inilah bahasa hatiku, yang terilis dalam sepi
berimaji rindu yang dingin kepada kekasih
Ah... aku terbang kadang, menyusuri angkasa
sampai dibukit yang tak dikenal, aku berteriak
" inikah aku, ataukah bukan aku ? "
lalu, embunpun memeluk begitu eratnya pada tubuhku
dan berkata lirih
" inilah engkau yang dingin "
Aku makin saja bingung, bahkan putus asa
kucelupkan tangan ke air sungai yang mengalir
airpun beriak memecah lingkaran-lingkaran
kuraih rembulan...
tapi dia tidak mau dan tetap dalam sungai.
Ha ha ha ......
orang-orang menertawaiku, sedemikian lantang
dan menghina sedemikian keji
mereka kata dengan sadis kepadaku
" kamu manusia dingin, rembulan itu tidur
tak kan mungkin mau bangun untuk seorang kau "
Cuiih....
ludahku terbang bagai burung dan hinggap diwajahku
Ah aku yang tak kumengerti
si munafik dengan keadaan sesungguhnya
Aduh, kalian pusing kan ?
aku sendiri pusing, tapi inilah bahasa hatiku
yang bercelaru.
Des Supid 2009.
( Catatan Harian Hatiku )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar