Nyanyian rindu itu terlantun dari arah hatiku
pada kaki langit barat yang fatamorgana
berirama gesekan biola lembayung temaram
dan petikan melodi desiran selendang putri angin
pada dedaunan...
aku bersenandung seluruh wujud hatiku
diatas merah senja berpijar disana
pada sajadah panjang perenungan
kuangkat hati dan wajahku
Ya Allah...
inikah aku yang sesungguhnya
yang mengaku aku adalah abdimu
tapi mengapa rindukan kematian diatas takdirmu?
Tuhan mingkin tersenyum kepadaku
betap bodohnya aku merindukan kematian
sedang hidup adalah lebih indah
mengapa harus mati demi cinta
sedangh cinta itu adalah gelombang birahi.
Percuma...
aku harus tegar dan tersenyum
tanpa rindukan kematian.
D35UP1D, 10 Oktober 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar